Copyright © Naik Gunung
Design by Dzignine
Minggu, 31 Januari 2016

Tips dan Trik Simpel Menggunakan iPhone (bag.11)


iPhone Jadi Modem

iPhone juga bisa dimanfaatkan untuk dijadikan modem di PC. Untuk melakukannya, ikuti cara sebagai berikut :

1. Sambungkan kebel penghubung ke PC.
2. Kemudian di iPhone, masuk home screen > tap Settings.
3. Tap Personal Hotspot.
4.  Ubah Personal Hotspot menjadi On.



Selanjutnya di PC akan terkoneksi dengan iPhone anda, ditandai status bar iPone berwarna biru.



Sebelum menjalankan trik dia atas sebaiknya anda menginstall itunes terlebih dahulu.


Menambah Signature Email

Biasanya ketika anda mengirim email, maka secara default signature yang disertakan dalam iPhone adalah "Sent from my iPhone". Anda bisa mengubahnya dengan cara sebagai berikut:

1. Masuk ke home screen  > Tap Settings
2. Tap Mail, Contacts, Calendars.
3. Scroll ke bawah tapi kolom Signature. 

Di sini anda juga bisa mengubah kalimat untuk signature anda. Signature bisa digunakan untuk semua akun email dengan memilih All Account. Namun jika signature yang anda gunakan untuk setiap akunnya, Anda memilih Per Account. Anda bisa mengatur kalimat untuk setiap  akun email yang akan anda gunakan nantinya.

 

Tips dan Trik Simpel Menggunakan iPhone (bag.10)

Mengganti Bahasa iPhone

Standar bahasa yang digunakan iPhone untuk semua versi adalah bahasa inggris. Namun khusus di negara yang didistribusikan mendapat bahasa yang mendukung. Contohnya iPhone yang di jual secara resmi di Indonesia mendapat dukungan bahasa Indonesia. Untuk mengubah bahasa pada iPhone caranya sebagai berikut :

1. Masuk ke home screen > Tap Settings.
2. Tap General.
3. Tap Language & Region.
4. Tap iPhone Language.
5. Pilih bahasa Indonesia atau bahasa yang anda pahami.
6. Tap Done untuk menyimpan perubahan bahasa.




Selanjutnya iPhone akan masuk ke proses "Mengatur Bahasa", tunggu saja sampai proses ini selesai.


Mengganti Wallpaper

Punya foto dan ingin menampilkannya sebagai background home screen ataupun lock screen di iPhone? Lakukan dengan cara berikut:

1. Masuk ke home screen > tap Settings.
2. Tap  Wallpaper.
3. Tap  Choose a New Wallpaper. Pilih Wallpaper jika ingin mengganti dengan gambar yang sudah disediakan oleh iOS. Di sini penulis memilih Camera Roll untuk mengganti dengan hasil foto anda.



4. Tap salah satu foto yang diinginkan.
5. Tap Set



Pilih salah satu pilihan untuk menentukan gambar yang akan dibuat untuk background bagian tertentu. Misalnya tap Set Home Screen.



Sekarang coba masuk ke home screen maka background sudah diganti. Lakukan hal yang sama seperti di atas untuk mengganti background Lock Screen.

Tips dan Trik Simpel Menggunakan iPhone (bag.9)

Membuat Password pada iPhone

Setelah screen lock, maka dengan mengaktifkan password di iPhone anda bisa melindungi iPhone dari pihak yang tidak diinginkan. Nantinya ketike seseorang hendak membuka screen lock, maka akan ditampilkan password agar bisa masuk home screen. Cara melakukannya sebagai berikut:

1.  Masuk ke home screen > Settings.
2.  Tap General.
3.  Tap Passcode.
4.  Tap Turn Passcode On.



Masukan password pada Enter a passcode lalu masukan juga password yang sama untuk Verify your new passcode/Re-enter your passcode.



Sekarang password di iPhone anda sudah aktif. Untuk membuktikannya cobalah dengan mengunci screen anda kemudian buka kembali, maka akan keluar jendela Enter Passcode. Masukkan password yang sudah anda buat sebelumnya. Cara ini terbukti cukup ampuh untuk mengamankan iPhone, syaratnya anda harus ingat password dan tidak memberitahukannya kepada siapa pun.



Nonaktifkan Spelling Text
 Setiap kali anda mengetikan kata di virtual keyboard (misalnya ketika sedang mengirim SMS), pasti akan muncul kata yang disarankan di atas field pesan. Terkadang fitur ini menggangu anda walaupun sebenarnya yang muncul adalah kata-kata yang sering anda gunakan. Jika ingin menonaktifkan bisa dilakukan dengan cara berikut:

1.  Masuk ke home screen > Settings.
2.  Tap General.
3.  Tap Keyboard.
4.  Ubah Auto-Correction menjadi Off

 

 

Penyembah Hawa Nafsu

Assalamu'alaikum WrWb.

Brother & Sister
Ikhwan & Akhwat
Sejenak coba kita renungkan pertanyaan ini:
"Sebenarnya apa yang ada di benak pelaku maksiat?"
Jawabannya?
Ibnu qoyyim Rahimahullah di jaman dulu ternyata pernah melakukan penelusuran pola pikir yang dijangkiti pelaku maksiat.
Apa itu?
Beliau Rahimahullah bertutur :
"Tidaklah seorang hamba berani mengerjakan perkara yang haram kecuali lahir dari 2 pola pikir:

1. Buruk sangka dengan Allah.
Tanpa sadar ia berpikir jika dia taat kepada Allah, Allah tidak mampu memberikan kebaikan dari    jalan yang halal (sehingga dia harus menempuh jalan yang haram untuk mendapatkannya).
Tragis, Brothers & Sisters
Karena hal ini adalah puncak dari sebuah gunung kebodohan.
Dirinya berpikir ia akan bahagia dengan kemaksiatannya sedangkan ketaatan tidak akan mampu membuat dia bahagia, ketaatan seperti hidup dalam penjara yang penuh dengan belenggu dan aturan yang mencekik leher.
Dirinya menduga ia akan sukses dengan kemaksiatan dana akan gagal dengan kataatan.
Bukankah ini su'uz zhan kepada Allah?!
Inilah sifat yang tidak bisa lepas dari benak seorang munafik dan pelaku kesyirikan
.
"Dan supaya Dia mengazab orang-orang munafik laki-laki dan perempuan dan orang-orang musyrik
laki-laki dan perempuan yang mereka itu berprasangka buruk terhadap Allah. Mereka akan mendapat giliran (kebinasaan) yang amat buruk dan Allah memurkai dan mengutuk mereka serta menyediakan bagi mereka neraka jahanam. Dan ( neraka Jahannam) itulah sejahat-jahat tempat kembali."(QS. Al-Fath:6)

2. Dia tahu tentang buruknya dosa dan dia pun tahu barangsiapa yang meninggalkan sesuatu karena Allah Ta'ala akan ganti dengan yang lebih baik, hanya saja syahwatnya lebih dominan dan mengalahkan akal sehat dan kesabarannya.

"Maka pernahkah kamu melihat orang yang menjadikan hawa nafsunya sebagai sesembahannya dan Allah sesatkan dia sedangkan dia berilmu dan Allah telah mengunci mati pendengaran dan hatinya dan meletakkan tutupan atas penglihatannya? Maka siapakah yang akan memberinya petunjuk sesudah Allah (membiarkannya sesat). Maka mengapa kalian tidak mengambil pelajaran?."(QS. Al-Jaatsiyah: 23).
 
Semoga Allah Ta'ala menjaga kita semua dari 2 penyakit ini. Aamiin
Referensi:
Al Fawaid hal. 47 dengan penambahan dan perubahan redaksi.
Ust. Muhammad Nuzul Dzikry
Editor: Ateng Adhitya Erlangga


Sabtu, 30 Januari 2016

Rahasia Berkomunikasi

Rahasia Berkomunikasi

     Salah satu kekuatan seorang pemimpin adalah kemampuannya dalam berkomunikasi. Rasulullah Saw merupakan sosok pemimpin dengan kemampuan berkomunikasi yang tiada duanya. Beliau mampu menjelaskan Islam dengan sangat brilian, baik kepada pihak luar maupun kepada umat islam sendiri. Kepada pihak luar, Rasulullah Saw menjelaskan bagaimana bagus dan indahnya Islam. Adapun terhadap umat islam, beliau bisa memotivasi dan membangun sinergi.

     Komunikasi di sini adalah kata-kata. Adapun kata-kata atau kalimat yang baik itu adalah kalimat yangbukan untuk kepentingan pribadi atau kalimat yang tersimpan maksud lain di baliknya. Kata-Kata atau kalimat yang diucaokan harus benar-benar tulus demi kemaslahatan. Sebab, apabila kita sudah disibukkan dengan kepentingan pribadi atau lainnya, perkataan kita akan melemah dengan sendirinya.

     Ambil contoh, seorang pemimpin ditanya oleh karyawannya yang bertugas menyiapkan air minum, apakah dia sedang berpuasa sunnah Senin-Kamis ataukah tidak. Kemudian dijawab oleh pimpinan dengan bahasa yang bagus, sesuai kaidah EYD, dan dalil yang komplit, Akan tetapi, penjelasan itu malah terkesan berbeli-belit bagi karyawannya, sehingga justru membuatnya semakin bingung. Mengapa? Karena dalil-dalil yang disebutkan itu hanya untuk kepentingan dirinya supaya tetap dipandang saleh, walaupun pada Senin itu dia sedang tidak berpuasa.

     Dalil-dalil yang sekadar dalih seperti ini tidak ada di hati Rasulullah Saw. Beliau bicara hanya untuk kemaslahatan, lillahi ta'ala. Bukan untuk pencitraan atau supaya dianggap fasih. Beliau bicara hanya untuk kemaslahatan, dan cukup. Itulah rahasianya.

     Kita terkadang lebih suka ja'im (jaga image). Ketika berbicara ingin kelihatan pintar, mendalam, dan berpengalaman. Ada kalanya lebih dari separuh kata-kata yang diucapkan menggunakan bahasa inggris dan susunan kalimatnya rapi sesuai dengan tata bahasa Indonesia. Menyebut semua judul buku yang pernah dibaca pada catatan di cover belakangnya. Atau, bisa juga menerangkan tempat-tempat bersejarah serinci dan semirip mungkin dengan pernah didengar dari radio.

     Penjelasan seperti itu sebetulnya hanya buat kita sendiri saja. Tidak mungkin dipuji, dikagumi, dan dihormati. Akibat lebih jauhnya adalah menjadikan kita terbiasa untuk berbohong. Dan, hal ini sangat buruk. Lebih bahaya lagi, Allah mengetahui semua yang kita lakukan dan kita ucapkan.

     Jadi, menjadi penceramah itu mudah. Tapi belum tentu diridhai Allah Ta'ala. Bicaralah apa adanya saja. Tanpa ada keperluan pribadi atau kepentingan tertentu. Baik keinginan dipuji dan dikagumi maupun dihormati dan ditakuti. Cukup apa adanya saja.

"Sehebat apapun ajakan kebaikan, niscaya tidak akan berdampak apapun apabila kebaikan tidak tampak pada penyerunya"

Oleh: KH. Abdulallah Gymnastiar (Aa Gym) 
Kajian Ikhtiar meraih ridha Allah Swt.
editor: Ateng Adhitya Erlangga



Jumat, 29 Januari 2016

Tips dan Trik Simpel Menggunakan iPhone (bag. 8)


Cek Versi iOS

Pasti jika anda seseorang yang awam tentang iPhone, tentunya anda ingin mengecek versi iOS anda, anda bisa melihatnya di menu Settings > General > About. Lihat kolom version.



Mengatur Screen Lock 

Dalam waktu 2 menit jika iPhone tidak ada aktivitas, maka secara otomatis layarnya akan terkunci. 2 menit adalah waktu standar yang diberikan iPhone. Namun, jika anda ingin mengatur waktu dengan keinginan anda dapa dilakukkan dengan cara berikut:
  1. Masuk menu utama > Tap Settings.
  2. Tap General.
  3. Tap Auto-lock.
  4. Pilih waktu yang anda inginkan. Jika anda menonaktifkan fitur screen lock secara otomatis, tap Never.

Tips dan Trik Simpel Menggunakan iPhone (bag. 7)


Menjadwal Fitur Do Not Disturb

Do not disturb adalah fitur untuk menghalau iPhone anda dari notifikasi-notifikasi yang tidak perlu. Anda bisa menggunakan fitur ini saat malam hari agar tidak ada gangguan suara notifikasi. Tentu harus diaktifkan terlebih dahulu. Trik berikut adalah cara agar Do Not Disturb aktif secara otomatis di jam-jam tertentu. Sebelumnya anda harus masuk ke home screen > tap Settings. Ubah Do Not Disturb  menjadi On.

Selanjutnya lakukan beberapa langkah sebagai berikut:

      1. Tap Settings.
      2. Tap Do Not Disturb

      3. Ubah Schedule menjadi On


      4. Lalu tap from/to
Atur waktunya dengan yang anda inginkan. Di sini anda bisa mengaturnya setiap malam misalnya, maka secara otomatis Do Not Disturb hanya akan memblokir suara dan notifikasi di waktu yang telah anda tentukan.


Mengetahui Status Penyimpanan Memori

Mungkin anda sudah menyimpan banyak aplikasi di dalam iPhone anda. Namun tahukah anda? Bahwa jika terlalu banyak anda install aplikasi di dalam iPhone dapat menurunkan kinerja iPhone. Sedikitnya anda harus menyisakan 1 GB ruang penyimpanan di dalam iPhone. Anda dapat melihat status kapasitas disk anda dengan cara masuk kedalam menu Settings > General > Usage. Anda dapat melihat jumlah ruang kosong yang tersedia untuk iPhone anda.



Di sini anda juga bisa melihat sisa ruang iCloud anda


 

Tips dan Trik Simpel Menggunakan iPhone (bag. 6)


Menambah Emoji dalam Keyboard Virtual

Mulai iOS 6, emoji sudah mulai ditingkatkan fiturmya oleh Apple dengan ikon smile yang sudah banyak jumlahnya.. Untuk menambahkan fitur ke dalam keyboard, bisa dilakukan dengan cara berikut.

Masuk ke home screen > tap Settings.
  1.  Tap General.
  2. Tap Keyboard.
  3. Tap Keyboards.
  4. Tap Add New Keyboard.
  5. Tap Emoji.




Sekarang coba dengan mengetikkan pesan kepada siapa saja dan anda akan melihat fitur penambahan smile di keyboard 

Mengatur Jaringan Selular 

Sebenarnya di setiap provider selular sudah terdapat pengaturan yang akan disesuaikan jaringan provider anda. Namun, jika anda hendak menambahkan pengaturan ini secara manual, bisa dilakukan dengan cara berikut:

  1. Masuk home screen > tap Settings.
  2. Tap Cellular
  3. Tap Cellular Data Network (Fitur ini dapat di akses apabila Cellular Data dan Enable 3G/4G dalam keadaan Off, lihat pada gambar) 
 
Isikan data-datanya dengan benar. Untuk informasi pengaturan internet secara manual bisa anda dapatkan di kartu selular anda.

Setalah mengatur, anda bisa kembali ke pengaturan Cellular dan mengaktifkan Cellular Data menjadi Enable 3G/4G
  

Empat Ciri Diterimanya Tobat

Empat Ciri Diterimanya Tobat

     Jika merujuk pendapat Syeikh Abdul Qadir al-Jailani, ciri-ciri orang yang tobatnya diterima itu ada empat. Pertama,  cara bicaranya lebih terjaga karena hatinya bersih dan peka. Kebersihan dan kepekaan itu menghidupkan hati dan memandu tutur kata sehingga dia tidak berani untuk berkata kasar, jorok, sombong, berbohong dan sebagainya. Hatinya akan terus mengingatkan.

     Kedua, tidak ada dengki terhadap orang beriman. Tidak ada rasa persaingan terhadap saudara yan beriman. Dia sadar bahwa semua karunia itu Allah Ta'ala yang memberi. Dengki kepada orang beriman sama artinya tidak suka dengan perbuatan dan kehendak Allah.

     Terserah Allah ingin memberi kepintaran, kecantikan, kesehatan, rezeki, pangkat atau jabatan kepada orang beriman lainnya. Dia akan senang dengan apapun yang diberikan kepada hamba-hamba yang beriman. Bukan sebaliknya, seperti SMS (susah melihat orang senang, senang melihat orang susah). Saat teman naik haji, dia malah naik tensi.

     Ketiga, senang pada lingkungan yang baik. Hati yang bersih dan peka akan mencari semacam frekuensi yang baik dari lingkungan sekitar. Misalkan ketika bertemu orang lain, hati kecilnya dapat merasakan nyaman atau tidaknya bersama orang itu.

     Hati bersihnya dapat merasa jika ada yang sombong, kasar banyak bicara, atau yang suka keluyuran nongkrong tidak jelas dan sebagainya yang membuat hidup lelah dan bermanfaat. Dia pun cenderung menghindari lingkungan-lingkungan yang tidak baik. Kelembutan hatinya membuat dia pun sulit untuk ikut menertwakan kekurangan orang lain.

     Dia suka berteman dengan orang yang akhlaknya baik dan hatinya bersih. Hatinya tidak nyaman terhadap hal-hal yang duniawi semata. Dia tetap bergaul akan tetapi kepekaan hatinya membuatnya sangat hati-hati dalam pergaulan.

     Namun demikan, bukan berarti dia berniat berburuk sangka (su'udzan) kepada orang lain. Hal ini karena setiap orang mememancarkan semacam frekuensi. Adapun kepekaan hati ini orang yang tobatnya diterima bisa dengan mudah menangkap frekuensi itu, untuk kemudian mengarahkannnya pada lingkungan yang baik.

     keempat, dia tidak pernah berhenti bertobat. Orang yang tobatnya diterima tidak memiliki istilah, misalnya, sedang libur atau cuti bertobat. dia tidak merasa sudah diampuni dosa-dosanya, lalu merencanakan perbuatan dosa yang baru dan menentukan waktu untuk bertobat kembali.

     Orang yang tobatnya diterima akanteru-menerus bertobat. Dari waktu ke waktu shalat fardhu, seolah-olah di depannya ada aliran sungai yang menyejukkan. Karena shalat fardhu itu benar-benar mengugurkan dosa, bahkan jatuhnya air wudhu saja sudah mengugurkan Begitu dalam satu minggu. Dia sangat menantikan datangnya hari jumat yang istimewa itu. Dia pun berharap umurnya bisa sampai pada Ramadhan tahun depan.

     Demikianlah, orang yang tobatnya diterima itu sadar kalau sifat manusia senang berbuat dosa.
Hatinya yang bersih, peka dan lembut terus berupaya menghindarkannya dari segala hal yang tidak baik. Dia  menikmati betapa nyaman dan bahagia hidup bersama Pencipta, Pemilik dan Panguasa Kehidupan, Allah Ta'ala.

"Rasulullah Saw bersabda,"Siapa yang melazimkan istighfar, niscaya Allah Ta'ala akan membebaskannya dari segala kesusuahan dan kesedihan, serta melapangkannya dari setiap kesempitan dan akan mangaruniakan kepadanya rezaki dari jalan yang tidak terduga."
(HR Abu Daud)



Oleh: KH. Abdulallah Gymnastiar (Aa Gym) 
Kajian Ikhtiar meraih ridha Allah Swt.
editor: Ateng Adhitya Erlangga


Info Kajian Muslimah Daarut Tauhid "Fiqih Shalat"


Assalamualaikum.wr.wb.

Shalat adalah salah satu dari lima rukun islam. Shalat merupakan tinag agama yang tidak akan tegak tanpanya. Shalat adalah ibadah pertama yang Allah wajibkan. Shalat adalah amal yang pertama yang diperhitungkan di hari kiamat. Shalat adalah wasiat terakhir Rasulullah Saw. Kepada umatnya ketika hendak meninggal dunia. Shalat adalah ajaran agama yang terakhir ditinggalkan umat islam.

Allah Swt. menyuruh memelihara shalat setipa saat, ketika mukim atau musafir, saat aman atau ketakutan, saat sehat atau sakit. Firman Allah:


"Perihalah segala shalat-(mu), dan (peliharalah) shalat wusthaa. Berdirilah karena Allah (dalam shalatmu) dengan khusyuk. Jika kamu dalam keadaan takut (bahaya), maka shalatlah sambilnberjalan atau berkendaraan. kemudian apabila kamu telah aman, maka sebutlah Allah (shalatlah), sebagaimana Allah telah mengajarkan kepada kamu apa yang belum kamu ketahui."(Al_Baqarah:238-239).
Yuk  sholehah, kita memakmurkan masjid sambil menuntut ilmu. Sabtu seru sibuk meraih ilmu.


Kunci dalam Bertafakur

Kunci dalam Bertafakur

     Keyakinan kepada Allah Ta'ala akan menentukan kualitas amal dan kebahagiaan kita. Semakin dalam keyakinan kita kepada Allah, semakin berkualitas pula amal dan kebahagiaan hidup kita. Sebaliknya, ketika seseorang hidupnya tidak merasa nyaman, resah dan gelisah, maupun sulit ikhlas dalam beramal, dia patut bertanya pada dirinya sendiri tentang keyakinannya kepada Allah Ta'ala. Harap dan takutnya pasti kepada selain Dia.

   Jadi, keyakinan kepada Allah kuncinya adalah raja'(harap) dan khauf(takut). Semakin berharap dan takut kepada makhluk dan duniawi, semakin tidak tenang hati. Ketika beramal menjadi tidak ikhlas. Adapun keikhlasan dan kebahagiaan adalah saat lepasnya hati dari makhluk, benda dan aneka perhiasan duniawi yang memenuhinya.

     Agar bisa berharap dan takut kepada Allah, Imam Ibnu Atha'illah mengungkapkan dalam al-Hikam (No. 160) bahwa , "Apabila engkau ingin dibukakan oleh Allah pintu harapan, perhatikan kebesaran nikmat dan rahmat Allah yang melimpah kepadamu. Dan, apabila engkau ingin dibukakan pintu takut, perhatikanlah amal perbuatanmu terhadap Allah."

     Apakah sebelum lahir ke dunia kita berpesan supaya dilahirkan sebagai manusia? Pastinya tidak. Lalu mengapa wujud kita sekarang bukan seekor binatang atau sebatang pohon? Semua terjadi karena Allah Ta'ala. Kita pun tidak pernah kehabisan pulsa untuk bernapas. Maka sering-seringlah mengingat apa-apa yang telah diberikan Allah kepada kita agar pintu harapan terbuka hanya kepada-Nya. Semakin senang melihat kebaikan Allah semakin ingin menghamba kepada-Nya.

     Dengan mengingat limpahan kebaikan Allah Ta'ala, kita seharusnya dapat menyadari dosa-dosa yang sudah diperbuat. Berapakah ukuran perut saudara dan apakah ukuran itu dapat memuata seluruh uang yang kita miliki? Kalau kita mengumpulkan harta untuk hari  tua kelak, apakah mustahil setelah membaca tulisan ini, kita tiba-tiba meninggal? Tidak mustahil. Semua bisa menjadi mungkin apabila Allah Ta,ala berkehendak. Maka, semakin banyak melihat pengkhianatan kita kepada Allah Ta'ala akan semakin tumbuh rasa takut kita kepada-Nya.

     Sungguh, orang yang tidak pernah melihat limpahan kebaikan Allah kepadanya dan tidak ingat terhadap dosa-dosa yang telah dilakukan, dia tidak akan bisa menikmati nikmatnya iman. Hidup akan hampa dan suram. Amalnya hanya untuk mengharapkan pujian dan penghargaan, takut tidak dicintai dan dipandang buruk oleh makhluk. Hidupnya hanya sibuk untuk mencari dunia yang tidak kekal.

    Sahabatku, harap dan takut kepada Allah Ta'ala merupakan kunci dalam bertafakur. Ingatlah selalu limpahan karunia dari Allah yang tiada bertepi yang setiap saat terus kita nikmati. Padahal, amal kita sangat sedikit dan jauh dari kata sempurna. Dengan begitu, kita dapat menikmati. Dengan begitu, kita dapat menikmati indah dan manisnya iman.

"Apabila engkau ingin dibukakan oleh Allah pintu harapan, perhatikan kebesaran nikmat dan rahmat Allah yang melimpah kepadamu. Dan apabila engkau ingin dibukakan pintu takut, perhatikanlah amal perbuatanmu terhadap Allah."
(Ibnu Atha'illah, al-Hikam)

Oleh: KH. Abdulallah Gymnastiar (Aa Gym) 
Kajian Ikhtiar meraih ridha Allah Swt.
editor: Ateng Adhitya Erlangga





 
Kamis, 28 Januari 2016

Ikhtiar agar Dicintai Allah

Ikhtiar agar Dicintai Allah

     Pernahkah kita membaca puisi seperti ini di depan teman-teman, jmaah pengajian, atau di hadapan handai tolan, "Ya Allah, Engkaulah segalanya bagiku, aku akan melakukan apa saja yang mendapatkan cinta Mu."

     Kata-kata semacam ini boleh jadi hanya sekadar hiasan di bibir yang jauh dari hati. Kalau dibiarkan tanpa kendali, dia bisa berlanjut dengan rekayasa sehingga kental dengan kemunafikan. Mengapa? Kita mengharapkan cinta Allah, tetapi kita mengumumkannya kepada orang-orang. Sebetulnya saat mengucap itu, kita sedang berharap dicintai dan diakui oleh makhluk. Ini main-main. Kita "menjual" nama Allah demi dianggap saleh dan salehah. Dan, Allah Mahatahu.

     Sahabatku, kalau kita mengharap cinta Allah Ta'ala, caranya bukan dengan membuat pengumuman kepada orang-orang. Seperti puisi tadi, apalagi mencoret-coret dinding rumah kontrakan. Tetapi, tanyakanlah pada hati terdalam. Pernahkah kita benar-benar berharap menjadi hamba yang dicintai-Nya? Bulatkan tekad di dalam hati saja untuk menjadi hamba pilihan-Nya. Jadi, tekadkan dengan kuat di hatidan cukup di dalam hati. Hal ini adalah tahapan awal untuk mendapatkan cinta ilahi

     Selanjutnya, kita harus berusaha mencari ilmu tentang Allah, yaitu tentang nama dan sifat-sifat_Nya. Kita bisa mencari ilmu ini kepada orang yang sudah yakin kepada Allah bukan yang sekadar tahu maupun hebat menghapal. Bukankah orang tahu belum tentu meyakini? Maka, ilmu dari orang yang yakin kepada Allah akan lebih meyakinkan. Tahu menjadi ilmu, yakin menjadi hikmah. Orang yang sudah yakin kepada Allah, bicaranya tidak hanya kata-kata, tetapi juga nada, raut muka, dan sikapnya juga utuh serta mantap meyakinkan.

     lalu, mujahada. Ilmu yang didapatkan harus diamalkan. Allah yang manakdirkan kita mendapat ilmu dan Allah melihat kita. Seperti sekarang ini, kita mendapat imu tentang bagaiman mendapatkan cinta Allah, yaitu bertanya dan bulatkan tekad d hati, dan mencari ilmu tentang Allah. Di sini pengmalan menjadi sangat penting. Tanpa adanya pengamalan, ilmu yang kita miliki tidak akan membawa manfaat apa-apa, baik bagi dirinya sendiri ataupun orang lain. maka, tidak ada pilihan bagi kita selain bersungguh-sungguh mengamalkan ilmu yang sudah didapat. Sesungguhnya, siapa mengamalkan ilmu yang ada, Allah Ta'ala pasti akan mewariskan ilmu lain yang belum diketahui.

     Terakhir, carilah lingkungan yang kondusif. Bersyukurlah bagi saudara yang diberi karunia bisa ikut pesantren dan rutin mengikuti pengajian di masjid. Adapun bagi yang memang belum bisa karena terkendala aktivis sehari-hari, tetatap tenang. Tidak mungkin semua orang meninggalkan pekerjaannya.

     Hadirnya lingkungan yang kondusif sangat diperlukan untuk menjadi kondisi hati dan kualitas amal kebaikan kita. Maka, tidak ada salahnya kita beraktivitas, asalkan lingkungan pergaulannya tetap dijaga. Bergaul dengan penjual minyak wangi akan ikut haram, bergaul dengan pandai besi akan terkena bau pembakaran. Tinggal di pesantren juga blum tentu menjadi saleh, jika hatinya tidak menghadap kepada Allah Ta'ala.

Selain upaya-upay tersebut, kita pun layak untuk terus memohon pertolongan Allah Azza wa jalla. Sesungguhnya, dialah yang berkuasa untuk memilih siapa yang aakan mnjadi pecinta-Nya. Apabila ada halangan untuk berproses menjadi hamba pecinta Allah, semisal hambatan dari orang tua yang melarang kita untuk pergi ke pengajian, atau hambatan dari tempatkerja yang melarang karyawan perempuannya untuk berhijab, perkuat terus untuk selalu tersambung dengan-Nya. Mohonlah kepada-Nya dengan penuh takzim dan kerendahan dan bukan dengan membuat laporan mendayu sendu layaknya curhat kepada teman-teman di twitter atau facebook.

" Sumber ketenangan, kebahagiaan, dan kemuliaan hidup adalah ketika kita merasa dan memenpatkan diri sebagai hamba di hadapan Dia, rabb semesta alam".

Oleh: KH. Abdulallah Gymnastiar (Aa Gym) 
Kajian Ikhtiar meraih ridha Allah Swt.
editor: Ateng Adhitya Erlangga




Info Kajian An-Nisa bulan februari 2016 AQL

Assalamu'alaikum wr.wb.

     Sungguh berat ber-Islam dengan baik dizaman ini. Zaman di saat perubahan terjadi begitu cepat zaman dimana banyak hal dalam Islam yang katanya sudah tidak lagi sesuai. Islam kemudian dipinggirkan, dianggap ketinggalan zaman bahkan dimusuhi dan dicap dengan label-label buruk.

     Sekarang ini, banyak Muslimah yang taat menerapkan ajaran Islam dalam kehidupan keseharian mereka, terjun di dunia dakwah. Para Muslimah ini juga bersemangat untuk tetap memelihara dan mengikuti sunnah Rasulullah, terutama yang berkaitan dengan kehidupan mereka sebagai perempuan.

     Di jaman sekarang tantangan terbesar bagi kaum perempuan dalam level global ketika mereka memilih untuk menerapkan  sunnah rasul.

Hadirilah dan ajak teman, saudara, tetangga dan lainnya.. Ingat khusus akhwat ya..



Info Qiyamullail dan Kuliah Subuh Akhir Pekan

Assalamu'alaikum Wr Wb

Setiap pahlawan memiliki kisah dan perjuangannya yang unik, kehidupannya, cintanya kepada Allah dan jihad di jalan-Nya menjadi inspirasi yang harus senantiasa digali oleh umat pada zaman ini.

Mengenal para pahlawan Islam akan memotivasi jiwa untuk tak sekedar membaca atau mendengar kisah mereka tetapi menjadi gerak-gerak dakwah yang membakar ghirah semangat menjadikan langkah2 perjuangan mereka menjadi langkah-langkah kita dalam memperbaiki diri dan memperbaiki umat.

QIYAMQU#MabtivisDakwah

Serial Cinta dan Kepahlawanan Islam
"SALAHUDDIN AL AYYUBI".

Bersama : Ust. Dr. Saiful Bahri MA.
Sabtu 30 Januari 2016| pukul 20:00-22:00 WIB
Qiyamullail & Kuliah Subuh
Bersama : Ust. Hafidzul Islam (Relawan Sahabat Al - Qur'an)
Ahad, 31 Januari 2016
di AQL Islamic Center, Jl Tebet Utara 1 No. 40 Jakarta Selatan.

Silakan shalihin Shalihah untuk hadir di majelis ini, dan turut menyebarkan informasi, semoga menjadi pemberat timbangan amal shalih di akhirat nanti.

Pemberian dan Penolakan


     Ketika kita diberi pinjaman atau direstui saat melamar, bagaimanakah wujud kegembiraan kita terhadap orang yang memberi tersebut? Apakah menjadi sangat baik sampai bersedia melakukan apapun dan berlebihan kepadanya? Namun, bagaimana sebaliknya, jika pengajuan pinjaman atau lamaran kita ditolak? Apakah kita akan kecewa, sakit hati, marah, bahkan dendam?.

     Apabila jawabannya iya, itu menandakan kita masih kekanak-kanakan dalam ketauhidan. Kita masih menganggap makhluk sebagai penentu. Padahal, setiap pemberian dan penolakan adalah Allah Ta'ala yang menggerakkan.

     " Apabila engkau diberi merasa gembira karena pemberian, dan jika ditolak merasa sedih karena penolakan, maka ketahuilah yang demikian itu masih ada tanda-tanda dari sifat kekanak-kanakan pada mu dan belum bersungguh-sungguh dalam sifat kehambaanmu kepada Allah."(al-hikam, No. 158).

     Jadi, kalau kita diberi sesuatu gembiralah karena yakin pemberian itu adalah dari Allah Ta'ala. Adanya pemberian membuat kita semakin yakin bahwa Allah adalah zat yang Maha Menggerakkan. Maka hanya kepada-Nya kita memohon dan berharap. Kalau kita hanya gembira terhadap barang pemberian dan orang yang memberi, berarti kita masih berharap kepada makhluk. Hal inilah yang membuat kita kecewa, sakit hati, dan dendam jika tidak diberi.

     Allah yang menggerakkan suatu sehingga lahirlah pemberian dan penolakan. Dialah yang menggenggam dan membolak-balik hati semua manusia. Lalu, misalnya mengapa Allah Ta'ala menggerakkan seseorang untuk menolak meminjami kita uang? Boleh jadi, Allah tidak ingin menambahkan beban hutang kepada kita atau Dia ingin memberi rezeki di tempat lain. Dialah yang Mahatahu segalanya.

    Jangan bersandar kepada makhluk karena hanya Allah yang kuasa menentukan. Apapun yang terjadi, hanya terjadi dengan izin-Nya. Bersyukur dan ucapkanlah hamdalah baik ketika memperoleh pemberian maupun mendapat penolakan. Sebab keduanya merupakan perbuatan Allah Ta'ala dan bisa jadi jalan untuk mendekat kepada-Nya.

    Maka, terhadap orang yang menolak memberi, kita tidak usah kecewa dan dendam. Begitu juga kepada orang yang memberi, kita tidak boleh berlebihan. Misalkan ketika lamaran diterima, tidak perlu sampai sujud mencium kaki calon mertua. Sebab diterimanya lamaran belum tentu jodoh. Siapa tahu sehari sebelum akad nikah digelar, kita atau calon pasangan meninggal dunia.

    Sahabatku, kita selayaknya menerima pemberian dan penolakan dengan satu keyakinan bahwa Allah Ta'ala adalah zat menggerakkan dan menentukan. Termasuk saat diberi sehat dan sakit, kita bisa mengucap hamdalah, diberi pujian tidak menjadi larut dan ujub, diberi hinaan tetap tenang. Kemudian, perdalamlah penghambaan kita kepada-Nya dan segera tinggalkan sifat kekanak-kanakan.

"Kita harus selalu siap dengan yang cocok dengan keinginan. Sesungguhnya, dengan kemahasempurnaan ilmu-Nya, Allah akan memberikan yang terbaik untuk kita, hamba-Nya.

Oleh: KH. Abdulallah Gymnastiar (Aa Gym) 
Kajian Ikhtiar meraih ridha Allah Swt.
editor: Ateng Adhitya Erlangga


Semakin Rindu Ingin Pulang

      Ketika sedang membaca tulisan ini, yakinlah sahabat bahwa benar-benar ada kata dan kalimat yang sedang dibaca? Yakinkah sahabat kalau benar-benar sedang memegang buku atau ada didepan laptop, komputer, atau gadget? Apabila shabat yakin tulisan ini benar-benar ada dan saudar sedang membacanya, begitulah ibaratnya bagi seseorang yang imannya kuat. Dia yakin Allah pasti sedang memperhatikannya, seyakin dia pada adanya huruf-huruf di depannya saat dia sedang membaca.

      Sampai di sini, sahabat jangan coba-coba mengaku-aku, misalnya," Ya benar, Allah sedang hadir bersama saya sekarang, Dia sedang menatap saya yang mencari ilmu ." Sebab, ketika sedang membaca tulisan ini, di samping kita ada teman-teman yang salah seorangnya sudah lam target sebagai calon istri atau sahabat memang bicara sendiri, tetapi sedang direkam untuk upload youtube.

     Tidak akan ada artinya pengakuan lisan Allah Mahatahu. Mari kita bicara pada hati kita sendiri. Kita melihat ke lubuk hari yang terdalam dengan kejujuran. Benarkah kita yakin bahwa Allah sedang menatap kita saat membaca tulisan ini?.

     Nah, seseorang yang imannya kuat yang haqul yaqin, tanpa ditanyakan pun dia selalu ingat kepada Allah Ta'ala. Sulit baginya melupakan Allah. Dia hanya tertarik kepada Allah. Semua gemerlap dan gemerincing dunia sudah tidak ada apa-apanya lagi. Harta, jabatan, pangkat, dan gelar tidak menarik baginya.

     Seseorang di antara pembaca yang imannya kuat, dia akan tenang dan lancar saja melihat lubuk hatinya. Tidak ada persoalan dunia yang akan menjadi kendala atau membuat keruh kejujuran hatinya. Ingatnya  kepada Allah Ta'ala tidak hanya, misalnya, saat membaca tulisan ini saja, tetapi juga melakukan beragam aktivitas lainnya.

     Dalam kehidupan sehari-hari, orang yang imannya kuat sudah tidak menginginkan dunia, apalagi membanggakan apa-apa yang dimiliki. Dia tidak bangga punya harta miliaran, tiga rangkap jabatan, atau pun tiga titel profesor didepan namanya. Dia juga tidak takut tidak punya uang. Tidak meminta-minta kepada manusia. Dia tidak takut dan berharap-harap dari makhluk.

      Terhadap harta, jabatan, pangkat dan gelar, dia melihatnya hanya sekedar tanggung jawab, dari banyaknya harta yang dipunyai, jabatan yang dipegang, gelar yang disandang, yang terbayang hanyalah hisab. Hisab uang, lusinan sepatu, cincin, arloji, gadget, rumah dan belum perhitungan tanggung jawab atas ilmu yang dimiliki, serta jabatan yang diduduki. Jadi, kuatnya iman seseorang akan menjauhkan dari ketakutan dan kesedihan duniawi. Dia akan jauh dari yang namanya risau, bingung dan galau dalam menempuh kehidupan yang sementara, termasuk terhadap ancaman yang menyebabkan kematian, Dia yakin kalau waktu, tempat dan cara meninggalnya merupakan rahasia dan telah ditentukan oleh Allah Ta'ala. Semakin kuat imannya justru membuat dia semakin rindu pulang.

"Iman LEMAH hidup selalu galau, penuh kecemasan, kebingungan.
Iman KUAT hidup tenang dan mantab."

Oleh: KH. Abdulallah Gymnastiar (Aa Gym) 
Kajian Ikhtiar meraih ridha Allah Swt.
editor: Ateng Adhitya Erlangga
Rabu, 27 Januari 2016

Resume Kajian Tauhiid bersama Aa Gym tgl 25-01-2015 di Masjid BI

Resume Kajian Tauhiid
bersama KH. Abdullah Gymnastiar
Tgl. 25 Jan 2016 di Masjid BI

 Doa Nabi Yunus saat berada di dalam ikan sangat mustajad Laa Ilaaha Illa Anta Subhaanaka Inni Kuntu Minazh Zhaalimin (Tiada  Tuhan yang berhak disembah kecuali Engkau, Maha Suci Engkau, sesungguhnya aku adalah termasuk di antara orang-orang yang berbuat aniaya).
Dan mengandung pelajaran:
1. Kita harus selalu huznudzon ke Allah. Ketentuan Allah pasti baik. Allah Maha tahu keadaan kita, lebih dari kita sendiri.
2. Allah memberi apa yang kita butuhkan, bukan apa yang kita inginkan. Mungkin di awal kita tidak paham apa hikmahnya tapi Allah tidak pernah salah dalam memberi ketentuan.
3. Sabar diperoleh dengan latihan. Jika mendengar ceramah, tidak melulu langsung sholeh tapi kematangan seseorang diperoleh dengan jatuh bangun dalam tahapan kehidupannya, di situlah kita diuji.
4. Mesti getir, sakit, perih dan dalam, percayalah Allah Maha Baik dengan berbagai ketentuan-Nya. Contoh: kisah nabi Yunus yang berada di perut ikan.
5. Keberanian kita untuk selalu berhuznudzon kepada Allah adalah obat kegetiran masalah kita.
6. Meski hati bergulat antara perih dengan usaha berhuznudzon kepada Allah.
7. Jika ada makhluk menyakiti kita, sesungguhnya masalah itu berasal dari dosa kita.
8. Mengaku kepada Allah tentang dosa-dosa diri. Berhenti menyalahkan orang lain atas musibah yang kita hadapi. Dosa dapat mengundang cinta Allah jika kita benar-benar mengakui dengan jujur dosa-dosa kita dan memohon ampun atas hal tersebut.
9. Jika datang sebuah musibah, tahan emosi diri. Ambil wudhu dan sholatlah. Ada Allah yang Maha Tahu segalanya.
10. Periksa kualitas sholat kita.

Semoga Allah memudahkan kita untuk selalu menjadi hamba-Nya uang berhuznudzon pada-Nya dan menjadikan Allah sebaik-baiknya tempat bergantung.

Wallahualam bishawab.

Terima kasih kepada semua sahabat yang berkenan hadir di kajian tauhid. Semoga Allah selalu menjaga kita dalam ketaatan terhadap-Nya. Aamiin.



Istiqamah pun Karomah

Istiqamah Pun Karomah

Kita pasti pernah bertemu dengan orang yang rajin beribadah, baik ibadah Wajib ataupun sunah. Shalat berjamaah dan tahajudnya tak pernah terlewat. Puasa dan sedekahnya rajin. Dia adalah ahli ibadah. Suatu waktu, dia kehilangan motor. Dia pun tampak panik dan sedih luar biasa sehingga terlihat seperti orang yang belum merasa "ditatap" oleh Allah Ta'ala. Berbeda dengan seorang yang lainnya, dia ibadah tidak sebagus ahli ibadah tadi, tetapi dia tenang-tenang saja walaupun motor hilang.

Terhadap kedua orang ini, kita biasanya akan langsung membandingkan dan tanpa sadar kita pun meremehkan orang yang ahli ibadah. Padahal, kita tidak boleh berbuat demikian. Kita tidak begitu saja meremehkan sang ahli ibadah karena hanya sedikit 'keburukan' yang tampak dari dirinya.

Imam Ibnu Atha'illah berkata, "Jika engkau melihat seorang yang ditetapkan oleh Allah menjaga wiridnya dan, sampai lama tidak juga menerima karunia keistimewaan dari Allah, maka jangan engkau remehkan pemberian Allah kepadanya, karena belum terlihat padanya tanda orang arif dan keindahan orang cinta kepada Allah. Sebab sekiranya tidak ada karunia dari Allah, maka tidak mungkin adanya wirid."(al-Hikam).

Istiqomah dalam beribadah itu termasuk karunia Allah yang sangat mahal. Tidak semua ahli ibadah ('abidin) memiliki tingkat keyakinan haqul yaqin kepada Allah. Boleh jadi orang yang ibadahnya tidak pernah lepas, tetapi kemuliaan akhlaknya belum secemerlang orang yang sudah-sudah dan benar-benar yakin kepada Allah. Mengapa? Karena makhrifat itu adalah hak Allah Ta'ala.

Lalu, bagaimana dengan yang seorang lagi, yang tetap tenang ketika kehilangan motor. Mungkin saja motor yang dicuri pencuri tadi sebetulnya juga motor curian. Dia sengaja diam supaya tidak ketahuan. Tentu bukan begitu maksudnya. Yang jelas, ketenangan orang itu adalah gambaran seorang 'arifin. Orang yang sudah makrifat kepada Allah Ta'ala.

Ahli ibadah adalah yang masih mudah goyah, tetapi seorang 'arifin memiliki keyakinan yang sangat kuat kepada Allah walau amal ibadahnya belum banyak. Keyakinan yang kuat bukan melalui ibadahnya yang baru sedikit. Tapi biasanya melewati ujian yang bertubi-tubi, besar, dalam, dan pahit. Ujian demi ujian itu yang mengikis mata hatinya menjadi lebih cemerlang. Mata hatinya seakan telah melihat "Allah Ta'ala".

Jadi, jangan meremehkan orang yang Istiqomah dalam beribadah walaupun belum menampakkan karomah. Sesungguhnya ahli ibadah itu sendiri merupakan karunia Allah yang sangat besar dan Istiqomah pun sebetulnya adalah sebentuk karomah.


Oleh: KH. Abdulallah Gymnastiar (Aa Gym) 
Kajian Ikhtiar meraih ridha Allah Swt.
editor: Ateng Adhitya Erlangga

Ikhlas Berbuat Baik

Ikhlas Berbuat Baik

     Ada cerita tentang seorang santri yang sudah pulang kerumah setelah dua tahun belajar di pesantren. Santri seorang yang rajin dan salehah. Sebelum ikut pesantren dia sudah rajin ibadah, makanya tidak heran setelah pulang dari pesantren dia pun semakin rajin.

Lalu, setibanya dirumah dia bingung tidur pagi-pagi untuk shalat tahajud. Selanjutnya menyapu, mengepel, mencuci piring, dan memasak air. Menjelang subuh setelah semuanya selesai dia beranjak beristirahat di sofa dan tertidur.

Santri itu memiliki adik yang baru duduk di sekolah dasar. Adiknya ini terbangun ketika hendak ke kamar mandi. Tiba-tiba dia terpeleset ringan, dengan tangannya yang menempel di kain pel yang dipinggir. Pada selang waktu yang sama, orang tua juga terbangun. Orang tuanya menyangka kalau adiknya ini sedang mengepel dan bersih-bersih rumah.

Maka, disanjung dan dipujilah. Adapun santri yang tertidur di sofa tadi dibangunkan oleh orang tuanya sambil dimarahi. Percuma saja menjadi santri dan tidak ada gunanya belajar dua tahun dipesantren katanya. Dia dianggap tidak lebih baik dari adiknya yang masih kecil.

Apabila kita mengalami kejadian serupa, kita perlu membela diri, sakit hati, apabila berbalik menyakiti. Sesungguhnya Allah melihat semua yang kita lakukan dan Allah pasti senang melihat kita berbuat baik.

Allah Ta'ala yang membangunkan adik dan orang tuanya, lalu membuat adiknya terpeleset saat dia tertidur lelap karena kelelahan. Semua itu merupakan ujian keikhlasan bagi santri tersebut. Pada waktunya, Allah akan membukakan kenyataan yang sesungguhnya dan sangat  mudah bagi-Nya untuk membeberkan semuanya.

Maka, apabila kita mempunyai usaha jasa kepada orang lain, layanilah pelanggan dengan baik. Semua kebaikan itu bukan bermaksud untuk menarik mereka datang kembali, tetapi cukup sebagai amal saleh agar Allah meridhoi. Soal ramai atau tidak yang menggunakan jasa kita, serahkan kepada Allah karena Dialah yang mengatur segalanya.

La haula wala quwwata ila billah. Semua makhluk itu tidak punya daya dan upaya, termasuk hatinya. Kita tidak berlalu berharap agar disukai oleh orang lain karena tidak mungkin orang akan suka kepada kita apabila hatinya dibalikkan oleh Allah untuk tidak suka. Kita tidak perlu merekayasa atau melebih-lebihkan agar dicintai oleh orang karena Allah yang membolak-balik hati manusia.

Bagi para pedagang, berdaganglah dengan jujur dan berilah pelayanan terbaik tanpa bermaksud agar disukai pembeli, apalagi sampai menjelek-jelek pedagang saingannya. Bagi siswa-siswi yang ingin memuliakan gurunya, lakukanlah tanpa berharap disayang dan diberi nilai tinggi. Pastikan diri kita tidak berstrategi mendapatkan perhatian guru.

Ada yang membeli atau tidak dagangan kita, terserah Allah yang menggerakkannya. Diperhatikan atau tidak oleh guru, semua ilmu hanya Allah yang memiliki. Cukup ikhlas saja dalam berbuat baik. Yakinilah bahwa seluruh makhluk itu ada didalam genggaman Allah Ta'ala. Jika niatnya selain Allah, maka apa yang kita lakukan hanya berakhir dengan kegelisahan dan kekecewaan.

Begitu pula kalau ingin membersihkan rumah, kita jangan menunggu saat ada tamu. Jika ingin membersihkan perkarangan dan lingkungan, bersihkan saja tanpa berharap mendapatkan piala Adipura. Ketika ingin berbuat baik dan menolong orang lain, Kita tidak usah berharap dan menanti ucapan terima kasih. Kita berbuat baik tidak ada urusan dengan bonus, hadiah, dan pencitraan.

Jadi dalam berbuat baik, membantu, dan menolong orang lain urusan kita hanya kepada Allah Ta'ala. Perkara ganjaran dan rezeki kita serahkan saja kepada-Nya. Dengan begitu insya Allah hidup kita akan lebih tenang, tenteram, dan bahagia. Sekali pun, seandai orang yang ditolong atau dibaiki malah menghina kita tetap tenang. Tujuan kita hanya kepada Allah Ta'ala. "Dan dia bersamamu dimana pun kamu berada."(QS.al-Hadid[57]:4).

Allah Mahadekat, Mahamelihat, dan Mahakuasa untuk memberikan balasan dengan sempurna. Allah lebih tahu keperluan hidup kita dibanding diri kira sendiri. Adapun balasan dari-Nya tidak harus saat itu juga. Apabila datang waktu bagi Allah untuk memberi ganjaran, tidak ada seorang pun yang dapat menghalangi.

"Kalau kita berbuat baik, lalu dituduh tidak baik, tetaplah tenang. Allah Ta'ala pasti menyaksikan dan tidak akan menyia-nyiakan semua yang kita lakukan."



Oleh: KH. Abdulallah Gymnastiar (Aa Gym) 
Kajian Ikhtiar meraih ridha Allah Swt.
editor: Ateng Adhitya Erlangga

Fitrah Berbuat Baik

Fitrah Berbuat Baik

     Entah itu di Afrika sampai di daerah kutub sekalipun, setiap manusia memiliki kecenderungan untuk berbuat baik, menolong, berbagi, berlaku sopan, jujur, dan semacamnya. Mereka menyukai yang namanya kebaikan, kebaikan, kejujuran, dan kebenaran. Hal ini dapat dirunut kembali dari sejak penciptaan manusia itu, Allah Ta'ala sudah memberikan kepada manusia semacam software berupa kecenderungan pada kebaikan dan kebenaran. Agama kita menyebutnya fitrah.

     Setiap bayi yang dilahirkan dalam keadaan fitrah, bersih dan suci. Baru setelah lahir dia mulai terkontaminasi oleh keburukan. Namun demikian, yang namanya fitrah akan selalu melekat pada setiap manusia , walaupun dia diabaikan, tidak diakui, dan tidak disadari.

     Islam membawa manusia kembali pada fitrahnya, lalu menguatkan dan menyempurnakan kecenderungan bawaan pada kebaikan dan kebenaran tersebut. Islam mengembalikan dan menyempurnakan nilai-nilai kemanusiaan yang sudah ada secara alami. Bersama hidayah Islam, kebaikan dan kebenaran tadi akan tampak semakin jelas.

     "Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama Islam, sesuai fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. Tidak ada perubahan pada ciptaan Allah. Itulah agama yang lurus, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui."(QS.ar-Rum [30]:30).

Hal ini sebagaimana Rasulullah Saw. Beliau diutus Allah setelah sebelumnya ada nabi-nabi lain yang membawa dan mencontohkan akhlak yang baik. Maka, beliau hadir sebagai penutup para nabi yang bertugas menyampaikan risalah Islam untuk menyempurnakan akhlak tersebut. "Aku diutus hanya untuk menyempurnakan akhlak yang mulia." Kehadiran Islam mengantarkan kecenderungan pada kebaikan dan kebenaran menuju puncak kemuliaan.

      Ibarat senyum, ada yang senyum supaya dianggap manis, karena sedang di foto, dan karena sedang difoto, dan karena pekerjaan atau takut pada atasan. Namun, ada senyum yang ikhlas. Hal yang Sama berlaku pula pada sedekah. Motif orang bersedekah bermacam-macam. Tapi yang paling bagus adalah yang bersedekah dengan ikhlas. Puncak kebaikan itu adalah ketika lillahi ta'ala dalam melakukannya.

     Selain sebagai penguat fitrah, Islam juga menjadi pengingat atau penawar bagi kelalaian manusia. Manusia memiliki kekurangan, yaitu menyukai aneka kesenangan yang sementara sifatnya juga berpikiran sempit dan kikir ketika lapang. Manusia pun gampang melupakan hari kemudian.

     Oleh karena itu, kecenderungan bawaan untuk mencari kebaikan dan kebenaran selayaknya dimaksimalkan dengan untuk mencari kebaikan dan kebenaran selayaknya dimaksimalkan dengan Islam. Seluruh pikiran dan amal perbuatan, seluruhnya hanya tertuju kepada Allah. Islam bukanlah penghalang, tetapi penguat dan penyempurna fitrah. Manusia yang membutuhkan Allah, bukan sebaliknya. " Wahai manusia, kamu sekalian adalah orang-orang yang membutuhkan Allah, dan Dialah yang Mahakaya lagi Maha Terpuji."(QS.Fathir[35]:15).

     Sahabatku, jika setiap perbuatan baik sudah lillahi ta'ala, dan jika hati sudah bulat hanya kepada Allah, disanalah akhlak mencapai kemuliaan. Inilah sebuah keadaan dimana kenikmatan dan kebahagiaan hidup yang sesungguhnya dihidangkan oleh Allah Ta'ala.


Oleh.  : KH. Abdullah Gymnastiar
Kajian Ikhtiar Meraih Ridha Allah
Editor : Ateng Adhitya Erlangga

Kesempatan yang Hanya Sekali

 Kesempatan Hanya Sekali
   
     Sahabatku, pernahkah merasa kehilangan sebuah kesempatan yang tidak akan terulang lagi?Misalkan, saat umur 35 tahun sahabat sangat berkeinginan mengabdi pada pemerintah, yaitu menjadi seorang PNS. Kemudian dengan ijazah S1 mengikuti tes CPNS dalam batas akhir usia diperbolehkan.    Tetapi, pada hari pelaksanaan tes itu, sahabat tiba-tiba diare berat , sehingga jumlah mondar-mandir ke toilet hampir sebanyak jumlah soal yang harus dijawab.

     Padahal, menjadi PNS itu merupakan syarat mutlak yang diberikan oleh calon mertua untuk meminang anaknya. Kira-kira, bagaimanakah perasaan saudara ketika itu? Saudara pasti kecewa berat dan meriang. Tapi masih ada peluang lain , yaitu waktu tambahan bagi saudara yang menambah pendidikan supaya nanti bisa mengikuti tes CPNS lagi.

     Ketika kita merasa kehilangan sebuah kesempatan, masih tetap ada peluang serupa yang bisa diikhtiarkan, dan masih waktu. Kalau kita menerima dan semakin mendekatkan diri kepada Allah, kegagalan dalam meraih apapun di dunia tidak akan terasa berat. Bahkan, kita tidak lagi bersemangat dalam mengejar kesempatan yang serupa. Bukan karena kapok, tetapi karena kita sudah tidak terlalu cinta lagi terhadap duniawi.

      Nah, ada satu kesempatan yang hanya sekali dan takkan ada yang dapat diikhtiarkan atau peluang-peluang yang mirip lagi ketika sudah lewat, yaitu kesempatan hidup, kesempatan untuk berobat, beribadah, beramal, bersedekah, berbuat baik, berakhlak mulia, serta mengharapkan pahala, surga, dan roda Allah Ta'ala.

      Kalau kesempatan hidup disia-siakan, ketika dia sudah lewat atau kita meninggal, sudah tidak ada lagi kesempatan untuk mengulang. Tidak ada lagi peluang untuk memperbaiki diri, kecuali hadirnya petaka yang jauh lebih dasyat, dan tidak bisa dibandingkan dengan meriang setahun. Di dunia saja petaka itu sudah dimulai, hanya saja sebagian dari kita tidak atau belum menyadari. Tidak adanya kesadaran untuk segera bertobat itu sendiri, sudah merupakan petaka besar bagi kita.

     Padahal, selain kesempatan hidup ini takkan terulang. Dia juga berbeda dengan kesempatan mengikuti tes CPNS. Tidak sama dalam hal jadwal, tempat dan pelaksanaannya. Jadwal maut datang menjemput tidak dipajang di internet oleh pemerintah, tempatnya tidak diumumkan, dan tidak ada orang yang menjual buku maupun membuka kursus yang mengetahui cara meninggal.

      Misalkan, tiga meninggal dengan tenang ditempat tidur, yaitu tidak beraktivitas dan sepanjang waktu harus selalu berada di tempat tidur. Walaupun sanggup begitu, demi Allah, ini tak akan menjamin. Bisa saja suatu saat tangan digigit kutu kasur, dan saking gatalnya pergi ke kamar mandi mencucinya,  lalu terpeleset dengan kepala membentur toilet. Orang pun tidak jadi meninggal dengan tenang.

      Seperti kejadian pesawat yang menabrak gunung atau tercebur ke laut. Semua meninggal disana tidak ada yang tahu kalau hari, tempat, dan pesawat baru itu sebagai cara mereka meninggal. Mereka tidak membuat janji untuk berkumpul dan meninggal bersama disana. Bahkan ada yang jauh-jauh lahir di Rusia, Inggris, Amerika, Cina dan lainnya juga mendatangi sendiri tempat kematiannya di Indonesia. Hanya Allah yang tahu. Sedangkan yang cara meninggalnya bukan melalui kecelakaan pesawat, AD beragam alasan untuk tidak jadi menaiki pesawat yang akan celaka.

     Jadi, kapan, dimana, dan bagaimana cara saya dan saudara meninggal, kita tidak tahu dan tidak pernah mengetahuinya. Maka, jangan pernah sia-siakan kesempatan hidup ini. Setiap saat, maut bisa datang menjemput. Kita bisa meninggal dimana saja dan dalam aktivitas apapun. Menghidupkan dan Maha Mematikan. Ketika kesempatan sudah ditutup, tidak ada gunanya lagi penyesalan setelahnya.

     Mari kita persiapkan diri agar ketika ajal datang, kita dapat meninggal dengan karunia husnul khatimah. Berhati-hatilah selalu dalam menjalani kesempatan hidup yang hanya sekali ini. Teruslah memeriksa hati. Amal, ibadah, dan akhlak pun terus kita perbaiki dan tingkatkan. Kita optimalkan pula berikhtiar sehingga bisa lebih banyak bersedekah. Lalu, jangan lupakan pula untuk memperbanyak berzikir.

     Kita berharap semoga saat kesempatan itu habis, Allah Ta'ala meridai. Jangan ditunda-tunda. Kematian kita tidak seperti jadwal pelaksanaan tes CPNS yang dapat ditentukan oleh masing-masing-masing instansi. Waktu, tempat dan cara kematian tiap-tiap kita merupakan rahasia dan sesuka Allah saja. Tugas kita adalah selalu bersiap setiap saat.


Oleh: KH. Abdulallah Gymnastiar (Aa Gym) 
Kajian Ikhtiar meraih ridha Allah Swt.
editor: Ateng Adhitya Erlangga


Info kajian The Rabbanians pekan ini


Assalamu'alaikum Wr.Wb.

THE RABBAANIANS present "KEMANAPUN KAN KUKEJAR"


Insya Allah, Rabu 27 Januari 2016 di Masjid Agung al-Azhar bersama ustad abu jabir Alkindi. Setelah shalat isya berjamaah sampai selesai (Isya kira-kira jam 19:33 WIB)

Ayuk ke kajian dengan bermodal niat ikhlas untuk mencari ilmu, agar lebih memahami islam dan bukan hanya dipermukaan saja. Tim yang bertugas juga begitu tidak ingin ketinggalan materi yang disampaikan oleh guru-guru kita.

Kita semua membutuhkan ilmu, bahkan dalam Islam menuntut ilmu itu hukumnya wajib, Rasulullah bersabda. "Menuntut ilmu itu hukumnya wajib bagi setiap muslim"( HR. Ibnu Majah).

So, teman-teman mari luangkan waktu, sampingan dunia sementara, singgalah ke taman surga, kita minum ilmu sepuasnya.

SEMANGAT!!!




Sabtu, 23 Januari 2016

Info Kajian Islam Bulanan Bersama Ustadz Yusuf mansur

Assalamu'alaikum Wr.Wb.
Hadirlah di Kajian Islam Bulanan Istiqlal bersama Ustadz Yusuf Mansur
Membangun Indonesia dengan Al Quran
Free untuk umum
Jangan lupa ajak keluarga, sahabat dan lainnya yaa...



Aku tahu rezekiku tidak akan diambil orang lain,
karena itu hatiku selalu tenang.
.
Aku tahu amalku tidak akan dikerjakan orang lain,
kerana itulah aku sibuk beramal shalih.
.
Aku tahu Allah Ta’ala selalu memperhatikanku,
kerana itulah aku malu jika Allah melihatku sedang dalam maksiat.
.
Dan aku tahu kematian itu sudah menungguku,
karena itulah aku selalu menambah bekal untuk hari pertemuanku dengan Allah.
.
[Al-Hasan Al-Bashri rahimahullah]


Wassalamu'alaykum Wr.Wb.

Ready to Nikah

Assalamu'alaikum Wr.Wb.

Are you ready to nikah
Ada yang bilang siap, ada yang bilang kalau sudah ada pasangannya siap saja.
Ada yang masih glau, bingung memilih pasangan atau bingung karena memang ada yang dekatin.

Menikah itu ibadah.
Menikah untuk menyempurnakan setengah agama.
 Ingin nikah tapi blum punya calon pendamping

 Ingin nikha tapi blum cukup rezeki
Ingin menikah tapi belum......(apapun kendalanya anda)
Ingatlah hanya Allah jawabannya.
Pantaskan diri saudara di hadapan Allah untuk diberikan pasangan hidup yang terbaik untuk sampai akhir hayat.
Biar kita semua makin suap & memantaskan diri dihadapan Allah
Kumpul yuk
Tanggal : Minggu 14 Februari 2016
Tempat : Gedung Sucofindo, Pancoran Jakarta Selatan.
Pukul. : 08.00 - 12.00
Bersama Ustadz Yusuf Mansur, Ria Ricis , iwel sastra, dll
www.ReadyToNikah.com
Hubungi : 0811-1829-992
Kontribusi Rp 100.000,-
Rek BCA 2741574740 an muhammad ismal zeva


Wa'alaikumsalam Wr.Wb.

Info Kajian Tauhiid bersama KH. Abdullah Gymnastiar & Ustadz Edi Abu Marwa


Assalamu'alaikum Wr.Wb.

Mari kita hadirin Kajian Tauhid Darrut tauhid.
Kajian Tauhiid bersama KH. Abdullah Gymnastiar & Ustadz Edi Abu Marwa.
Waktu   : Senin, 24 Januari 2016
Pukul    : 18.30 - Selesai
Tempat : Masjid Baitul Ihsan Bank Indonesia
Alamat : Jl. Budi Kemulian-JakPus

Saat kita memperbaiki diri, saat kita bermanfaat bagi orang lain. Tidak memaki cicak, tidak berteriak lebay ketika  terjepit pintu, tidak sibuk menyalahkan orang maupun sesuatu atas suatu kejadian, serta kesabaran dan sikap tawadu kita saat dihina atau dipermalukan, itu pun sudah menjadi pelajaran bagi orang yang disekitar kita.

Ingatlah doa Nabi Adam as. dan Hawwa saat mereka diturunkan di dunia. "Ya Tuhan kami, kami telah menzalimi diri kami sendiri. Jika Engkau tidak mengampuni kami dan memberi rahmat kepada kami, niscaya kami termasuk orang-orang yang merugi."(QS.al-A'raf [7]:23).

Dalam doanya, keduanya tidak menunjuk siapa yang salah, kecuali diri mereka sendiri. Bahkan, mereka tidak menyebut dan menyalahkan setan dan iblis, yang memang telah membisiki agar mendekati pohonyang dilarang oleh Allah Ta'ala. Doa Nabi Adam as. tersebut sesungguhnya mengandung pelajaran yang teramat berharga bagi kita, anak keturunannya.  



 Wassalamu,alaikum.Wr.Wb.

Info Kajian Ketahanan Keluarga Ustadz Bendri Jaisyurrahman


Assalamu'alaikum Wr.Wb.

Yang berkeluangan waktu, silakan mampir. Ahad pagi ini ya!!!

Kajian Ketahanan Keluarga.
Dengan Tema : Jangan Jadi Orang Tua Durhaka.
Yang Insya Allah dilaksanakan pada:
Waktu            : Ahad, 24/01/2016
Pukul             : 07.00-08.30 WIB
Tempat          : Aula Utama Masjid Ukhuwah Islamiyah, kampus UI Depok

Kajian Ketahanan Keluarga.
Jangan Jadi Orang Tua Durhaka

Hal yang indah ketika Allah memberi amanah kepada orang tua. Lahirnya anak sebagai pelipur lara. Dinanti sejak awal berumah tangga.

Anak dinantikan hadirnya, namun saat terlahir banyak yang mengabaikannya demi mengejar obsesi dunia. Banyak pasangan berobat demi mendapatkan anak. Di sisi lain banyak pasangan setelah memiliki anak sibuk dengan mencari harta yang banyak.

 Padahal anak bukanlah peliharaan sebagaimana kucing. Sekedar dikasih makan selesai begitu saja. Mereka punya jiwa yang harus disapa.

Orang tua bersusah payah penuhi kebutuhan materi. Namun sering mengabaikan kebutuhan hati & ruhani. Jadilah mereak tumbuh tanpa harga diri.
Saat anak dirundung masalah sepulang sekolah, orang ta sering tidak ada dirumah. Mereka mengadu kepada tetangga sebelah. Kita cemburu dan marah.
Dan masih banyak lagi hak-hak anak yang secara disengaja atau tidak disengaja dilalaikan orang tuanya.
Mari kita hadiri kajian ini, semoga bermanfaat.


Wassalamu'alaikum Wr.Wb.

Popular di Kalangan Penghuni Langit

Popular di Kalangan Penghuni Langit

Semakin hari, kita semakin sering mendengar atau melihat sebagian orang yang berbondong-bondong mengikuti tes agar menjadi orang terkenal. demikian pula mereka yang berebut untuk mendaftar ujian agar menjadi populer. Sebutulnya, kita pun dalam pergaulan sehari-hari kadang sibuk berpikir bagaimana supaya dikenal, dihargai, dihormati.

Sahabatku, untuk apa kita sibuk memikirkan cara aga orang menghormati? kalau sudah dihormati, terus kita mau apa? Kalau tidak hati-hati,, orang yang menghormati biasanya dia berharap sesuatu dari kita atau takut kepada kita. Maka, yang namanyapenghormatan nan tulus itu tidak mudah. Dia hanya diberikan kepada orang-orang terpilih saja.

Sibuk memikirkan  bagaimana agar bisa dihormati orang lain, hanya akan membuat pikiran menjadi boros dan hidup tidak nyaman. Apa tidak boleh kita ikhtiar agar kalau nanti sudah terkenal, dakwah kita bisa lebih bergema? Sahabatku, itu teori kita. Nanti seandai benar-benar menjadi terkenal, kita akan sangat mudah termakan pujian orang. Mungkin, sekarang kita bisa berniat baik. Tapi kalau sudah terkenal, susah dan tidak gampang mengatasi lezatnya dipuji, dihormati, dan diperlakukan spesial.

Maka, yang paling nikmat itu adalah menjadi orang lurus dan benar. Lebih baik kita menjadi orang yang tidak dikenal. Terkenal di kalangan manusia itu tidak penting. Kita tidak perlu mencari kedudukan di tengah makhluk. Kita berbuat baik pada orang cukup supaya Allah Ta'ala suka.Perkara nanti orang dibikin suka atau tidak terhadap kita, itu terserah Allah saja.

Bagi kita sekarang, hal terpenting yang harus dikejar adalah bagaiaman kita popular di kalangan penghuni langit, agar kita termasuk orang yang beriman dan dimohonkan ampun oleh para malaikat. Mereka yang memikul danyang berada disekeliling 'Arsy, sambil bertasbih dan memuji dan beriman kepada Allah, lalu berdoa.

"Wahai Tuhan kami, rahmat dan ilmu yang ada pada-Mu meliputi segal sesuatu, maka berilah ampunan kepada orang-orang yang bertobat dan mengikuti jalan (agama)-Mu, dan peliharalah mereka dari azab neraka. Ya Tuhan kami, masukkanlah mereka dalam surga 'Adn yang telah Engkau janjikan kepada mereka,dan orang yang saleh dia antara nenek moyang mereka, istri-istri, dan keturunan mereka. Sungguh, Engkaulah yang Mahaperkasa, Mahabijaksana, dan peliharalah mereka dari (balasan) kejahatan. Dan orang-orang yang Engkau telah menganugerahkan rahmat kepada mereka dan itulah kemenangan yang agung."(QS.Ghafir[40]:7-9).

Denga hadirnya para malaikat yag turut mendoakan,semoga kita semakin dalam, semakin mantap,  dan semakin yakin dalam beribadah, beramal dan berikhtiar hanya untuk mengharapkan cinta Allah Ta'ala. Selamat dunia dan akhirat.

Nah, apakah saudara mau popular dikalangan penghuni langit,didoakan kemenangan yang agung oleh malaikat, dan dicintai Allah? Atau, masih ingin mencari popularitas di mata orang-orang, masuk TV, dan didoakan jadi juara olehpara dewan juri.

Tidak perlu sibuk mencari cinta dan perhatian manusia karena yang membolak-balikan hati adalah Allah. Sibukkan saja untuk mencari cinta-Nya. Sungguh mudah bagi Allah untuk menyimpan cinta di hati hamba-hamba-Nya. 

Oleh: KH. Abdulallah Gymnastiar (Aa Gym) 
Kajian Ikhtiar meraih ridha Allah Swt.
editor: Ateng Adhitya Erlangga

Merasa Banyak Dosa atau Banyak Amal?

Merasa Banyak Dosa atau Banyak Amal
 
Seorang mahasiswa bertanya tentang ungkapan perasaan seorang hamba yang merasa banyak dosa. Hamba tersebut mengharapkan surga, akan tetapi dia measa tidak pantas untuk mendapatkannya. Dia merasa dirinya pantas di neraka, akan tetapi dia sangat tidak menginginkannya. Lalu tambah Mahasiswa tadi, hamba yang seperti itu termasuk contoh orang seperti apa?

Sahabatku, merasa banyak dosa itu sesungguhnya jauh lebih baik dibanding merasa banyak amal. Orang yang merasa amal biasanya akan sombong. Lain halnya dengan orang yang mersa banyak dosa, dia akan memperbanyak tobat.

Namun demikian, penting untuk diingat, kalau kita merasa banyak dosa itu bukan berarti kita harus mengumumkan dosa-dosa yang pernah dilakukan. Pernah begini, pernah begitu, sudah melakukan ini, sudah melakukan itu, dan lainnya. Jangan! maksudnya bukan seperti itu , bukan membuka aib diri. Nanti, bisa jadi kufur nikmat karena selama ini Allah Ta'ala sudah menutupi aib dan dosa kita. Tobat kita hanya kepada-Nya.

Ketika Allah Ta'ala menyukai seorang hamba, hati hamba itu akan dibukakan ole Allah untuk melihat dosanya yang besar. Dia seolah-olah melihat gunung yang akan runtuh menimpanya. Dia merasa sangat terancam dengan dosanya sehingga dia sangat sedih dan anyak bertobat.

Dia pun menjadi sangat sulit untuk sombong. Dia terus berharap ampunan dan rahmat Allah Ta'ala. Namun, terhadap orang lain, Allah justru membukakan hati mereka untuk melihat kemuliaan amalnya. Aib dan dosanya ditutupi oleh Allah Ta'ala. Orang semacam inilah yang termasuk orang beruntung.

Berbeda dengan oran celaka, dia tidak mampu melihat dan menyadari dosanya sendiri. Dia merasa suci, mulia, dan calon ahli surga. Dia merasa saleh snediri. Pdahal, terhadap orang lain, Allah Ta'ala membukakan hati mereka untuk melihat aib dan kekeurangannya. Orang semacam ini melihat dosanya bagaikan seekor lalat yang dianggap remeh. Inilah bahaya terbesar dalam hidup. Dia tidak sadar kalau hidup penuh dengan dosa.

Adakah di antara teman yang membaca tulisan ini yang merasa tidak memiliki dosa atau merasa dosanya baru sedikit.? Marilah kita bertobat. Persoalan terbesar dalam hidup ini adalah ketika kita memiliki banyak dosa tetapi tidak merasa terancam dan tidak pula sanggup bertobat.

"Wahai Tuhanku, aku bukanlah orang yang pantas masuk surga, tetapi aku juga tidak mampu menahan panasnya api neraka. Maka terimalah tobatku, dan ampunilah dosa-dosaku. Karena hanya Engkau-lah yang dapat memberimaaf atas dosa-dosa yang besar."
 "Dosaku bagaikan bilangan pasir, terimalah tobatku wahai Tuhanku yang memiliki keagungan. Umurku setiap kali hari berkurang, sedang dosaku selalu bertambah, bagaimana aku menanggungnya."
"Wahai Tuhanku, hamba-Mu yang berbuat dosa telah datang kepada-Mu. Seandainya engkau mengampuni, memang Engkaulah yang berhak menampuni. Jika engkau menolak, kepada siapa aku berharap selain kepada-Mu?" (Abu ali al-Hasan bin Hani al-Haami)

 
Oleh: KH. Abdulallah Gymnastiar (Aa Gym) 
Kajian Ikhtiar meraih ridha Allah Swt.
editor: Ateng Adhitya Erlangga