Copyright © Naik Gunung
Design by Dzignine
Rabu, 20 Januari 2016

Harap dan Takut kepada Allah


"Apabila engkau ingin dibukakan oleh Allah pintu harapan, maka perhatikan kebesaran nikmat-nikmat dan Rahmat Allah yang melimpah kepadamu. Dan bila engkau ingin dibukakan bagimu pintu takut, maka perhatikan amal perbuatanmu terhadap Allah."(al-Hikam, no. 160)


Kita seringkali berharap sesuatu dari makhluk, seperti berharap dipuji, dihargai maupun dibalas budi. Kita pun sering merasa takut, misalnya takut dimarahi, dijauhi, tidak disukai atau dicintai, tidak diberi, dan sebagainya. Rasa takut pun selah-olah menjadi ancaman yang sangat membahayakan dalam hidup. Sesungguhnya, harap dan takut kepada makhluk akan membuat kita resah dan gelisah. Semakin kita berharap makin takut terhadap makhluk, semakin tidak tenang hidup ini. Oleh karena itu, harap (raja') dan takut (khauf) cukup hanya kepada Allah Ta'ala saja.

Bukankah tidak ada satu pun makhluk yang bisa memberi manfaat bagi kita tanpa seizin Allah? Sebesar apapun harapan kepada makhluk, apabila tidak diizinkan apapun. Demikian juga dengan ancaman. Dari siapapun dan dimanapun kita terancam, tidak ada satu pun yang dapat melukai atau hilang dari tubuh kita, kecuali atas izin pemiliknya, Allah Ta'ala.
Allah yang menggenggam dan menggerakkan segala sesuatu. Cukup hanya kepada-Nya harap dan takut kita. Berharap dantakut hanya kepada Allah adalah salah satu jalan kebahagiaan. Jadi, siapa yang ingin bahagia, wajib baginya untuk hanya berharap dan takut kepada Allah. Bukan kepada sesama makhluk. Kita akan tampak aneh apabila mengharapkan sesuatu atau bergantung kepada makhluk yang sama-sama diciptakan.

Harap (raja') kepada Allah dapat ditanamkan dengan banyak mengingat segala yang dianugerah-Nya. Bagaiman rezeki kita selama ini selalu dicukupi tanpa pernah putus. Atau, bagaiman dosa dan aib kita masih ditutupi-Nya. Semakin dalam kita mengingat semua karunia yang melimpah, semakin besar pula harapan kita kepada-Nya.

Adapun takut (khauf) kepada Allah dapat ditumbuhkan dengan cara mengingat dosa-dosa yangtalah kita lakukan. Mulai dari salat yang tidak khusuk sampai aneka perbuatanmaksiat; baik sekedar lirikan mata atau sembunyi-sembunyi sampai kebusukan di dalam hati. Semakin jauh kita mengingat dosa-dosa dan sadar bahwa setiap maksiat itu pasti ada balasanya, kita pun akan semakin takut kepada Allah Ta'ala.

Seseorang yang terus mennamkan harap dan takutnya hanya kepada-Nya, Insya Allah segala resah dan gelisah akan hilang. Allah yang Mahabaik, Maha Menguasai dan Menggerakakn segala sesuatu yang baik, juga akan semakin dekat kepadanya. Dia pun akan memperoleh yang terbaik menurut kesempurnaan ilmun-Nya.


Banyak berharap dari makhluk pasti mendatangkan gelisah dan kecewa. Namun sebaliknya, hati yang berharap kepada hanya kepada Allah niscaya tenang dan tercukupi.


Oleh: KH. Abdulallah Gymnastiar (Aa Gym) 
Ikhtiar meraih ridha Allah Swt.
editor: Ateng Adhitya Erlangga

0 komentar:

Posting Komentar