Merasa Banyak Dosa atau Banyak Amal
Sahabatku, merasa banyak dosa itu sesungguhnya jauh lebih baik dibanding merasa banyak amal. Orang yang merasa amal biasanya akan sombong. Lain halnya dengan orang yang mersa banyak dosa, dia akan memperbanyak tobat.
Namun demikian, penting untuk diingat, kalau kita merasa banyak dosa itu bukan berarti kita harus mengumumkan dosa-dosa yang pernah dilakukan. Pernah begini, pernah begitu, sudah melakukan ini, sudah melakukan itu, dan lainnya. Jangan! maksudnya bukan seperti itu , bukan membuka aib diri. Nanti, bisa jadi kufur nikmat karena selama ini Allah Ta'ala sudah menutupi aib dan dosa kita. Tobat kita hanya kepada-Nya.
Ketika Allah Ta'ala menyukai seorang hamba, hati hamba itu akan dibukakan ole Allah untuk melihat dosanya yang besar. Dia seolah-olah melihat gunung yang akan runtuh menimpanya. Dia merasa sangat terancam dengan dosanya sehingga dia sangat sedih dan anyak bertobat.
Dia pun menjadi sangat sulit untuk sombong. Dia terus berharap ampunan dan rahmat Allah Ta'ala. Namun, terhadap orang lain, Allah justru membukakan hati mereka untuk melihat kemuliaan amalnya. Aib dan dosanya ditutupi oleh Allah Ta'ala. Orang semacam inilah yang termasuk orang beruntung.
Berbeda dengan oran celaka, dia tidak mampu melihat dan menyadari dosanya sendiri. Dia merasa suci, mulia, dan calon ahli surga. Dia merasa saleh snediri. Pdahal, terhadap orang lain, Allah Ta'ala membukakan hati mereka untuk melihat aib dan kekeurangannya. Orang semacam ini melihat dosanya bagaikan seekor lalat yang dianggap remeh. Inilah bahaya terbesar dalam hidup. Dia tidak sadar kalau hidup penuh dengan dosa.
Adakah di antara teman yang membaca tulisan ini yang merasa tidak memiliki dosa atau merasa dosanya baru sedikit.? Marilah kita bertobat. Persoalan terbesar dalam hidup ini adalah ketika kita memiliki banyak dosa tetapi tidak merasa terancam dan tidak pula sanggup bertobat.
"Wahai Tuhanku, aku bukanlah orang yang pantas masuk surga, tetapi aku juga tidak mampu menahan panasnya api neraka. Maka terimalah tobatku, dan ampunilah dosa-dosaku. Karena hanya Engkau-lah yang dapat memberimaaf atas dosa-dosa yang besar."
"Dosaku bagaikan bilangan pasir, terimalah tobatku wahai Tuhanku yang memiliki keagungan. Umurku setiap kali hari berkurang, sedang dosaku selalu bertambah, bagaimana aku menanggungnya."
"Wahai Tuhanku, hamba-Mu yang berbuat dosa telah datang kepada-Mu. Seandainya engkau mengampuni, memang Engkaulah yang berhak menampuni. Jika engkau menolak, kepada siapa aku berharap selain kepada-Mu?" (Abu ali al-Hasan bin Hani al-Haami)
Oleh: KH. Abdulallah Gymnastiar (Aa Gym)
Kajian Ikhtiar meraih ridha Allah Swt.
editor: Ateng Adhitya Erlangga
0 komentar:
Posting Komentar