Sampai di sini, sahabat jangan coba-coba mengaku-aku, misalnya," Ya benar, Allah sedang hadir bersama saya sekarang, Dia sedang menatap saya yang mencari ilmu ." Sebab, ketika sedang membaca tulisan ini, di samping kita ada teman-teman yang salah seorangnya sudah lam target sebagai calon istri atau sahabat memang bicara sendiri, tetapi sedang direkam untuk upload youtube.
Tidak akan ada artinya pengakuan lisan Allah Mahatahu. Mari kita bicara pada hati kita sendiri. Kita melihat ke lubuk hari yang terdalam dengan kejujuran. Benarkah kita yakin bahwa Allah sedang menatap kita saat membaca tulisan ini?.
Nah, seseorang yang imannya kuat yang haqul yaqin, tanpa ditanyakan pun dia selalu ingat kepada Allah Ta'ala. Sulit baginya melupakan Allah. Dia hanya tertarik kepada Allah. Semua gemerlap dan gemerincing dunia sudah tidak ada apa-apanya lagi. Harta, jabatan, pangkat, dan gelar tidak menarik baginya.
Seseorang di antara pembaca yang imannya kuat, dia akan tenang dan lancar saja melihat lubuk hatinya. Tidak ada persoalan dunia yang akan menjadi kendala atau membuat keruh kejujuran hatinya. Ingatnya kepada Allah Ta'ala tidak hanya, misalnya, saat membaca tulisan ini saja, tetapi juga melakukan beragam aktivitas lainnya.
Dalam kehidupan sehari-hari, orang yang imannya kuat sudah tidak menginginkan dunia, apalagi membanggakan apa-apa yang dimiliki. Dia tidak bangga punya harta miliaran, tiga rangkap jabatan, atau pun tiga titel profesor didepan namanya. Dia juga tidak takut tidak punya uang. Tidak meminta-minta kepada manusia. Dia tidak takut dan berharap-harap dari makhluk.
Terhadap harta, jabatan, pangkat dan gelar, dia melihatnya hanya sekedar tanggung jawab, dari banyaknya harta yang dipunyai, jabatan yang dipegang, gelar yang disandang, yang terbayang hanyalah hisab. Hisab uang, lusinan sepatu, cincin, arloji, gadget, rumah dan belum perhitungan tanggung jawab atas ilmu yang dimiliki, serta jabatan yang diduduki. Jadi, kuatnya iman seseorang akan menjauhkan dari ketakutan dan kesedihan duniawi. Dia akan jauh dari yang namanya risau, bingung dan galau dalam menempuh kehidupan yang sementara, termasuk terhadap ancaman yang menyebabkan kematian, Dia yakin kalau waktu, tempat dan cara meninggalnya merupakan rahasia dan telah ditentukan oleh Allah Ta'ala. Semakin kuat imannya justru membuat dia semakin rindu pulang.
"Iman LEMAH hidup selalu galau, penuh kecemasan, kebingungan.
Iman KUAT hidup tenang dan mantab."
Oleh: KH. Abdulallah Gymnastiar (Aa Gym)
Kajian Ikhtiar meraih ridha Allah Swt.
editor: Ateng Adhitya Erlangga
0 komentar:
Posting Komentar