Empat Ciri Diterimanya Tobat
Jika merujuk pendapat Syeikh Abdul Qadir al-Jailani, ciri-ciri orang yang tobatnya diterima itu ada empat. Pertama, cara bicaranya lebih terjaga karena hatinya bersih dan peka. Kebersihan dan kepekaan itu menghidupkan hati dan memandu tutur kata sehingga dia tidak berani untuk berkata kasar, jorok, sombong, berbohong dan sebagainya. Hatinya akan terus mengingatkan.
Kedua, tidak ada dengki terhadap orang beriman. Tidak ada rasa persaingan terhadap saudara yan beriman. Dia sadar bahwa semua karunia itu Allah Ta'ala yang memberi. Dengki kepada orang beriman sama artinya tidak suka dengan perbuatan dan kehendak Allah.
Terserah Allah ingin memberi kepintaran, kecantikan, kesehatan, rezeki, pangkat atau jabatan kepada orang beriman lainnya. Dia akan senang dengan apapun yang diberikan kepada hamba-hamba yang beriman. Bukan sebaliknya, seperti SMS (susah melihat orang senang, senang melihat orang susah). Saat teman naik haji, dia malah naik tensi.
Ketiga, senang pada lingkungan yang baik. Hati yang bersih dan peka akan mencari semacam frekuensi yang baik dari lingkungan sekitar. Misalkan ketika bertemu orang lain, hati kecilnya dapat merasakan nyaman atau tidaknya bersama orang itu.
Hati bersihnya dapat merasa jika ada yang sombong, kasar banyak bicara, atau yang suka keluyuran nongkrong tidak jelas dan sebagainya yang membuat hidup lelah dan bermanfaat. Dia pun cenderung menghindari lingkungan-lingkungan yang tidak baik. Kelembutan hatinya membuat dia pun sulit untuk ikut menertwakan kekurangan orang lain.
Dia suka berteman dengan orang yang akhlaknya baik dan hatinya bersih. Hatinya tidak nyaman terhadap hal-hal yang duniawi semata. Dia tetap bergaul akan tetapi kepekaan hatinya membuatnya sangat hati-hati dalam pergaulan.
Namun demikan, bukan berarti dia berniat berburuk sangka (su'udzan) kepada orang lain. Hal ini karena setiap orang mememancarkan semacam frekuensi. Adapun kepekaan hati ini orang yang tobatnya diterima bisa dengan mudah menangkap frekuensi itu, untuk kemudian mengarahkannnya pada lingkungan yang baik.
keempat, dia tidak pernah berhenti bertobat. Orang yang tobatnya diterima tidak memiliki istilah, misalnya, sedang libur atau cuti bertobat. dia tidak merasa sudah diampuni dosa-dosanya, lalu merencanakan perbuatan dosa yang baru dan menentukan waktu untuk bertobat kembali.
Orang yang tobatnya diterima akanteru-menerus bertobat. Dari waktu ke waktu shalat fardhu, seolah-olah di depannya ada aliran sungai yang menyejukkan. Karena shalat fardhu itu benar-benar mengugurkan dosa, bahkan jatuhnya air wudhu saja sudah mengugurkan Begitu dalam satu minggu. Dia sangat menantikan datangnya hari jumat yang istimewa itu. Dia pun berharap umurnya bisa sampai pada Ramadhan tahun depan.
Demikianlah, orang yang tobatnya diterima itu sadar kalau sifat manusia senang berbuat dosa.
Hatinya yang bersih, peka dan lembut terus berupaya menghindarkannya dari segala hal yang tidak baik. Dia menikmati betapa nyaman dan bahagia hidup bersama Pencipta, Pemilik dan Panguasa Kehidupan, Allah Ta'ala.
"Rasulullah Saw bersabda,"Siapa yang melazimkan istighfar, niscaya Allah Ta'ala akan membebaskannya dari segala kesusuahan dan kesedihan, serta melapangkannya dari setiap kesempitan dan akan mangaruniakan kepadanya rezaki dari jalan yang tidak terduga."
(HR Abu Daud)
Oleh: KH. Abdulallah Gymnastiar (Aa Gym)
Kajian Ikhtiar meraih ridha Allah Swt.
editor: Ateng Adhitya Erlangga
0 komentar:
Posting Komentar